Di hari ketiga, jadwal kami tidak terlalu padat. Hanya tiga
destinasi yang kesemuanya adalah pantai. Pantai-pantai di pulau Rote memang
juara banget! Kali ini yang menjadi
incaran kami ialah pantai Oeseli, Bo’a dan Nemberalla. Pantai terakhir ialah
pantai paling populer sekaligus menjadi icon
pariwisata Rote. Rencananya kami akan menyaksikan matahari terbenam disini
dan menginap di salah satu resortnya.
Tapi itu baru terjadi sore nanti. Pagi ini kami bersiap
menuju Oeseli di Rote Barat Daya. Pantai ini juga sempat beta kunjungi ketika
pertama kali berkunjung ke Rote. Menurut beta, inilah pantai terindah Rote.
Sekaligus spot terbaik kedua setelah
tangga 300. Dan sekarang beta akan kembali kesana, yeah!
Perjalanan ke Oeseli tidak sejauh perjalanan ke Papela atau
Oesosole di Rote Timur. Karena terletak di Rote Barat Daya, kami sudah sampai
di tempat ini sebelum siang. Namun matahari sudah bersinar terik. Membuat kami
mencari keteduhan sebagaimana sapi-sapi yang berada disana.
Laut dan padang rumput di menghampar dibawah langit biru! |
Oeseli. Tempat dimana padang rumput berada diantara dua
pantai dan laut. Birunya langit, hijaunya bumi dan beningnya laut hijau tosca
bercampur pasir cokelat muda terhampar sempurna. Membuat betah untuk
berlama-lama di tempat ini. Berteduh dalam bayangan pohon bersama kawanan sapi.
The perfect colors of Oeseli |
Merumput di tengah terik matahari |
Kami menghabiskan setengah siang disini. Waktu untuk
memotret sebenarnya cukup banyak, tapi karena terlalu banyak titik yang keren
untuk difoto, maka setengah siang tampaknya jauh dari cukup. Kedua pantai ini
letaknya cukup memakan waktu jika dieksplore dengan berjalan kaki. Maka kami
memilih untuk membawa mobil sambil foto-foto. Sebenarnya kurang memuaskan tapi
lagi-lagi kami harus berkompromi dengan jadwal.
So little time, so many beautiful spot. |
|
Pantai kedua sebenarnya kalah indah dengan pantai pertama.
Di tempat ini akan dibangun pelabuhan, namun tampaknya tidak banyak perubahan
pada bangunan calon pelabuhan Oeseli sejak tujuh bulan lalu. Masih setengah
jadi meskipun betonnya sudah menghampar. Oeseli merupakan tempat kampung yang
paling dekat dengan pulau Ndana. Pulau terluar NKRI yang hanya dijaga oleh
tentara nasional Indonesia. Boleh dibilang, pantai ini sangat strategis dalam
mendukung ketahanan republik.
Sayangnya tidak banyak foto yang kami ambil disini. Kami
juga tidak sempat berramah tamah dengan penduduk sekitar untuk menggali lebih
dalam cerita di tempat ini. Tapi mungkin kami tidak boleh serakah. Mencari
cerita membutuhkan waktu. Mengejar destinasi juga demikian. Tidak mungkin kami peroleh
keduanya dengan waktu yang terbatas. Maka cukuplah kami sajikan foto-foto
Oeseli tanpa lebih banyak narasi. Biarkan foto kami yang bercerita kali ini.
Karena kami harus menuju pantai Bo’a dan makan siang disana. Sampai jumpa di
tulisan selanjutnya tentang Bo’a!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar