Sebenarnya niat untuk mengeksplorasi Bandar Lampung bukannya tidak ada. Meskipun beberapa kali melewati kota ini karena harus membawa peserta open trip, namun aku belum benar-benar pernah mengeksplorasi kotanya. Pasti asyik mencari tempat makan enak dan khas Lampung. Selain itu kunjungan ke museum pasti menarik untuk memahami sejarah kota sekaligus awal untuk mengeksplorasi provinsi ini lebih jauh. Namun karena kali ini aku menumpang, maka ritme pun harus disesuaikan. Daripada harus ngeteng lagi menuju Palembang, lebih baik terus bersama. Toh pada akhirnya aku juga akan menuju Palembang untuk mengeksporasi beberapa tujuan wisata disana.
Maka aku kemudian menyamakan ritme perjalanan. Tidur cepat dan tidak begadang karena besok pagi sudah harus melanjutkan perjalanan. Yah meskipun tidak pagi-pagi amat, tapi waktu untuk memulihkan diri amat berharga jika besok kita harus menempuh perjalanan jauh lagi. Terutama waktu untuk meluruskan punggung karena aku memiliki sakit punggung bawah (low backpain) yang sangat mengganggu jika harus duduk terlalu lama. Sekaligus mengistirahatkan pantat dan tulang ekor, fiuuhhh!
Malam berlalu dengan cepat dan pagi pun menjelang. Minggu pagi di Bandar Lampung tampak bersemangat. Dari jendela kamar, aku melihat warga memulai aktivitas. Kebetulan hotel tempat kami menginap berada di pusat kota dan terletak di lantai tiga, jadi mudah melihat kegiatan warga dari sini. Layaknya car free day satu per satu warga mulai tumpah ruah ke jalan. Bersama teman, bersama keluarga. Menyehatkan badan sekaligus rekreasi. Memulihkan mental dan menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Tampak ceria dan sehat menyambut matahari pagi di hari minggu. Hari libur memang terasa menyenangkan.
![]() |
Bergaya sebelum pulang |
Tapi aku tidak bisa terlalu lama menikmati waktu di atas sini. Kami berencana melanjutkan perjalanan yang akan memakan waktu seharian. Dan kami tidak mau kemalaman sampai ke Palembang. Jadilah kami bergegas membersihkan diri sekaligus mengemas ulang barang-barang kami ke dalam mobil. Check-out lalu bergegas mencari sarapan. Kami berharap bisa berwisata kuliner pada waktu sarapan kali ini seperti yang kami lakukan saat makan malam kemarin. Mencari rekomendasi tempat makan enak dari internet lalu mencobanya. Kemarin kami mencoba mi ayam Koga yang cukup sering direkomendasikan di internet. Kami memilih itu karena kebetulan sedang melewati tempatnya ketika mendapatkan informasi itu. Seperti sudah ditakdirkan, akhirnya kami mencobanya. Hasilnya menyenangkan meski pelayanannya perlu ditingkatkan.
![]() |
Mi Ayam Koga. Foto diambil dari sini |
![]() |
Lotong sayurnya nggak cocok sama lidah saya! Sumber foto |
![]() |
Keripik pisang cokelat. Cemilan yang bikin nagih! Sumber foto |
![]() |
Aneka rasa keripik pisang. Produk yang terlihat sama namun dikemas dalam berbagai merek berbeda. Sumber foto |
Pringsewu - Tulang bawang - Mesuji - Kayu agung - Indralaya, lalu sampailah kami pada tujuan: Palembang! Sedikit lebih lama dari perkiraan tapi kami bersyukur bisa sampai dengan sehat dan selamat. Lelah dan lapar, kami memutuskan untuk mampir sebentar ke warung pempek langganan Ditie. Sekedar mengganjal perut dan melepaskan kerinduan pada kuliner khas Palembang ini. Sambutan selamat datang yang paling cocok buatku. Bukan tarian atau untaian bunga tapi makanan!
Tabik!
![]() |
Melepas rindu pada kuliner lokal |
?
BalasHapusaku pernah keliling bandarlampung tapi lupa mencobai makanan2nya, terutama lupa baksonya.
BalasHapusyg asyik ke lampung itu karena menyeberang naik kapal sih..
Bakso Soni yg terkenal tp rasanya 11-12 di lidah sy kayak Titoti mbak.. Kalo mi ayam ckp banyak rekomendasi, tp klo keripik pisang cokelat merk apapun sama aja rasanya..
HapusNggak sempet nyobain seafood, katanya banyak di Teluk Betung.. yah cuma semalem aja sih disini..