Akhirnya Nemberalla. Pantai yang menjadi icon pariwisata Rote menjadi penutup
kunjungan kami di hari ini. Malam ini kami akan menginap di Anugrah Resort.
Satu dari sedikit resort di Nemberalla yang dimiliki oleh warga negara
Indonesia. Benar, kebanyakan resort di kawasan ini dimiliki oleh orang asing.
Nemberalla bisa dikatakan sebagai Kuta-nya Rote. Primadona pariwisata Rote yang
sebenarnya sudah go internasional di
kalangan peselancar.
Selancar lah alasan Nemberalla banyak disinggahi orang
asing. Konon, paling banyak dari Australia. Tidak heran sebab Rote memang
berbatasan dengan Down Under. Dari
cerita penduduk sekitar, bule-bule dari Jerman, Belgia, Italia, juga “memiliki”
resort disini. Entah yang mana karena kami tidak terlalu lama menjelajahi
pantai. Matahari yang sudah sangat condong di barat penyebabnya. Kami
memilih untuk mengejar momen matahari
terbenam daripada menggali informasi tentang resort-resort Nemberalla. Meskipun begitu, beta sempat mengabadikan "resort"-nya petani rumput laut di belakang resort beneran.
![]() |
Gubuk petani rumput laut di belakang resort. |
Bicara tentang momen tenggelamnya sang surya di ufuk barat,
Rote merupakan salah satu jawara Indonesia. Perjalanan kami kali ini
membuktikan bahwa langit Rote begitu indah dimanapun kami berada. Rote Timur,
Rote Tengah, Rote Barat Daya, Rote Selatan, semuanya indah. Mungkin ini agak
aneh karena pergerakan awan dan warna langit seperti ini dapat terjadi “dimana
saja” tapi di Rote, paling tidak selama kunjungan singkat kami, langitnya
selalu indah.
![]() |
Pergantian siang dan malam di Nemberalla |
Keindahan ini mencapai puncaknya ketika cahaya matahari
mulai miring di ufuk barat. Golden hour, begitu kaum fotografi menamakannya. Momen
ketika cahaya matahari datang dengan lembut. Menimbulkan refleksi, silhouette, dan pendaran cahaya pada
awan-awan di langit. Waktu sempurna untuk berburu foto lanskap. Momen romantis
yang penuh rasa syukur.
![]() |
Langit yang "selalu indah" di Rote. What a wonderful life. |
Rasa syukur. Itulah yang selalu beta rasakan setiap
menyaksikan matahari terbenam. Terima kasih Tuhan,beta telah diberikan
kesempatan menyaksikan keindahan ini. Melewatkan satu hari lagi yang penuh
dengan nikmat. Masih diberikan waktu, kesehatan, dan kesempurnaan indra. And I think to myself, what a wonderful life.
Selama perjalanan ke Rote, beta kira inilah sunset paling nyaman karena kami
menikmatinya dengan kondisi tubuh yang sudah bersih. Karena lokasi pantainya
memang di belakang resort, maka kami menyempatkan membersihkan diri terlebih
dahulu sebelum menikmati sunset. Jadi
rasanya lebih segar dan mood motret
pun jadi lebih bagus.
Sayangnya beta terlambat keluar kamar sehingga gagal
mencapai ujung Nemberalla yang konon ada lokasi untuk snorkeling. Lokasi yang
dulu juga beta gagal singgahi karena sudah terlalu sore ketika mencapai
Nemberalla. Dan kini, beta gagal membayar hutang penasaran ini. Pertanda beta
harus kembali lagi suatu hari nanti? In shaa Allah. Ijinkan hamba kembali, yaa
Illahi.
Meskipun tidak berhasil membayar utang penasaran, sunset ini tetaplah istimewa. Jajaran
kapal nelayan menjadi latar depan sementara fokus utamanya pada sinar matahari
di balik awan. Ray of light behind the
clouds. Sumber sinarnya tidak terlihat tapi pancaran sinarnya membiaskan
keindahan yang setiap orang pasti ingin melihatnya. Golden hour, magic moment. Terdengar klise, namun begitulah
keindahan yang tersaji di depan mata. Menyaksikan matahari terbenam ialah waktu
yang paling tepat untuk mensyukuri nikmat kehidupan. Terima kasih bunda, telah
melahirkan beta. Terima kasih Tuhan, telah memberikan beta kehidupan. Dan
terima kasih pembaca, telah membaca tulisan ini. Sampai jumpa di tulisan
selanjutnya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar