Senin, 28 Maret 2016

Indonesia Diversity goes to Rote 00: Dari Soetta sampai Ba'a

Akhirnya tiba juga hari keberangkatan! Setelah diumumkan sebagai pemenang trip ke Rote yang diselenggarakan oleh Indonesia Diversity, saya sungguh tidak sabar menunggu datangnya hari ini. Meskipun bukan perjalanan pertama saya ke pulau terselatan Nusantara, namun kenangan keindahan Rote selalu membekas di hati. Pantai, padang rumput, lontar, langit yang cerah. Masihkah keindahan itu tetap sama setelah tujuh bulan beta pergi? We’ll see, we’ll see.


Mejeng bareng tim Indonesia Diversity yang melepas kami di bandara Soetta. Semoga lain kali bisa trip bareng :)

Keberangkatan dimulai dari pertemuan di bandara Soekarno-Hatta Tangerang. Disini, peserta trip berkumpul bersama perwakilan dari tim Indonesia Diversity yaitu mas Tiar, mas Ludi & mbak Sorta. Sayang sekali mas Dwi & mbak Senja berhalangan hadir. Tapi itu tidak mengurangi keceriaan dan antusiasme kami untuk berdiskusi tentang pariwisata Indonesia sambil menunggu check-in penerbangan menuju Kupang. Kami menumpang pesawat Batik Air pukul 02.30 WIB. Jadwal kedatangan di Kupang ialah 06.30 WITA.

Sampai di El Tari, kami kemudian menumpang taksi bandara menuju pelabuhan Tenau. Tarifnya sudah flat, Rp. 130.000,- (Maret 2016) dari bandara ke Tenau. Tarif resmi tentunya, meskipun taksi disini ialah mobil Avanza tapi boleh dibilang bandara ini relatif bersih dari taksi tembak. Harga taksi dari bandara menuju kota Kupang juga flat dengan harga yang lebih murah daripada ke Tenau. Taksi-taksi disini tidak menggunakan argo tapi tiket, seperti bis damri.

Perjalanan dari El Tari ke Tenau memakan waktu 30 menit. Lalu lintas kota Kupang relatif sepi pagi ini. Angkutan umum terlihat ramai begitu memasuki kampung Solor. Angkutan umum yang khas Kupang: penuh warna dan full musik! Konon, jika tidak begitu, tidak ada yang mau naik angkotnya, hahaha..

Keramaian kota Kupang yang relatif sepi.


Pelabuhan Tenau terletak di luar kota Kupang. Setelah melintasi Kupang yang sepi di pagi hari, kami memasuki jalan raya pelabuhan yang sangat indah. Laut disebelah kanan dan bukit disebelah kiri. Hijaunya rerumputan menghampar luas sebelum lautan biru. Sayang kami sedang tergesa mengejar kapal cepat dari Tenau. Jika tidak tergesa, mungkin kami akan menghabiskan waktu cukup lama disini untuk berburu foto. Ah, mungkin lain kali ada kesempatan..

Sesampainya di Tenau, kami langsung ke loket kapal cepat. Tiket untuk kursi regular Rp. 140,000,- dan VIP Rp. 160,000,-. Setelah membeli tiket, kami bergegas menuju kapal karena mengira sudah terlambat. Namun ketika hendak menelusuri dermaga menuju kapal, kami dilarang untuk naik oleh penjaga pelabuhan. Belum boleh naik, katanya. Jadilah kami menunggu dan ternyata calon penumpang lain juga sedang menunggu di ruang tunggu depan dermaga. Oalaaah, ternyata memang masih harus menunggu!

Tiket kapal cepat Express Bahari.

Waktu “boarding” kapal kami habiskan dengan memotret keliling dermaga. Siapa sangka jika dermaga tempat kapal-kapal besar bersandar lautnya bisa sebersih ini? Permukaan laut terlihat hijau dengan beberapa ikan lalu-lalang di dalamnya. Rumput laut dan beberapa bongkah terumbu karang juga terlihat hidup di bawah dermaga. Jauh sekali jika dibandingkan Angke atau Kaliadem di Jakarta.

Selain indah, udara pelabuhan juga terasa menyegarkan. Berlama-lama menunggu membuat kami mulai ngantuk. Apalagi kami kurang tidur karena keberangkatan tengah malam dan harus berganti moda transportasi. Tidur sejenak mungkin akan terasa enak sambil menunggu aba-aba keberangkatan. Inilah enaknya pergi dengan teman: lebih tenang ketika harus mencuri waktu istirahat atau meninggalkan tas untuk sejenak ke wc, hehehe..


Ruang tunggu calon penumpang beserta isinya

Akhirnya setelah menunggu sekitar satu jam, calon penumpang mulai beranjak menuju kapal. Seperti latah, kami mengikuti rombongan calon penumpang mengerubungi pintu masuk kapal. Sembari menunggu antrian, tidak lupa kami berfoto ria di depan kapal ini. Foto yang berarti ceria, narsis, dan eksis! Hahahaha!


Inilah kapal cepat Express Bahari
Ruang VIP kapal cepat Express Bahari yang kami tumpangi sangat nyaman. Kursi besar dan ruang kaki yang lega membuat kami dapat beristirahat dengan lebih baik dibandingkan dengan di pesawat ataupun taksi bandara. Tidak lama setelah meletakkan barang-barang dan mengambil posisi pewe. Kami segera terlelap, capek broooo..


Suasana di dalam ruang VIP kapal cepat.

Tidur yang singkat dan nyaman. Namun saya terbangun tidak lama sebelum kapal bersandar. Kebetulan kami terbangun ketika kapal melintasi batu Termanu. Jadilah kamera kami bekerja lagi. Memotret kedua batu Termanu dari arah laut. Meskipun goyangan kapal dan kaca jendela membuat hasil foto tidak maksimal, namun pemandangan ini terlalu sayang untuk dilewatkan..

Sekitar 10-15 menit setelah melewati batu Termanu, sampailah kami di pelabuhan Ba’a. Langit berawan dengan matahari yang cukup terik menyambut kami di pelabuhan ibukota kabupaten Rote. Seperti tidak percaya kami menginjakkan kaki di pulau paling selatan Indoensia. Apalagi disamping kapal kami ada kapal milik Angkatan Laut Republik Indonesia bersandar. Gagah dan membangkitkan nasionalisme. Seakan hendak menjaga batas selatan republik ini dari ancaman luar. Dan petualangan kami di Rote akan segera dimulai!

Seperti apa hari pertama tim Indonesia Diversity di Rote? Benarkah Rote masih perawan dan memiliki pantai yang indah? Apa yang sedang dilakukan kapal TNI AL di Rote? Tunggu kisah selanjutnya dari tim Indonesia Diversity, Trip ke Rote :)


Hello Rote, here we come!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar