Malam berlalu dengan cepat. Tubuh yang lelah menjadikannya
cepat berlalu. Pagi datang sebelum beta terbangun. Terlewat sudah momen menyapa
matahari dari atas batu Termanu. Sedari malam, beta memang sudah tidak yakin
dapat mengejar matahari terbit karena kondisi tubuh yang sudah terlalu lelah.
Ditambah waktu tidur yang kurang sejak berangkat kemarin malam dari Jakarta,
sukseslah beta kesiangan bangun di pagi pertama ini (*Hehehe, alasan).
Nah daripada menyesali waktu yang tak akan kembali, lebih
baik beta mensyukuri nikmat yang masih ada. Hotel tempat beta menginap
konsepnya semi-resort. Tidak ada rumah penduduk disekitar hotel. Yang ada malah
padang gembala sapi dan kubangan kerbau. Kedua hewan ternak ini sudah mulai
keluar untuk merumput dan berkubang. Pagi hari memang waktu yang menyenangkan
untuk berkeliling area hotel. Matahari belum terlalu terik dan keindahan sinar
matahari pagi juga belum berlalu. Meski tidak sekeren sinar matahari terbit,
namun cahaya matahari pagi ini cukup bersahabat dengan lensa dan sensor kamera.
Alhamduilllah.
Pagi yang indah dan cerah di batu Termanu |
Dan begitulah, kegiatan memotret di Rote ini seakan tidak
pernah selesai. Kegiatan hunting foto di sini seharusnya bisa berlangsung
selama 24 jam. Beta yakin, fotografer lanskap akan mencintai Rote. Pehobi foto
juga akan membutuhkan ruang data yang sangat besar karena keindahan Rote
terlalu sayang dilewatkan begitu saja. Foto-foto-foto. Foto terus! Foto sampai
baterai dan ruang data habis.
Sayangnya beta tidak bisa melakukan itu meskipun ingin.
Ruang data harus dihemat karena ini baru memasuki hari kedua. Begitu pula
dengan baterai. Harus hemat karena hari masih pagi dan mustahil mengisi ulang
baterai selama perjalanan karena tidak ada sumber listrik di tempat-tempat
tujuan terpencil di Rote ini.
Jadilah beta harus menghitung dan berhemat. Disini, beta
belajar untuk mencermati komposisi dan sudut pengambilan gambar dengan lebih
cermat. Satu-dua foto yang mewakili sudah cukup karena masih banyak lanskap
lain yang menunggu untuk diabadikan.
Berkeliling hotel dengan mengambil foto secukupnya merupakan
anugrah juga karena beta bisa menikmati suasana pagi dengan lebih santai.
Kadang penting untuk meletakkan kamera dan menikmati ciptaan Tuhan hanya dengan
kelima indra saja. Foto memang penting, tapi kali ini beta belajar untuk lebih
bijak menyeimbangkan antara memotret dan duduk diam.
Sapi-sapi yang merumput disekitar hotel. |
Kubangan kerbau, juga disekitar hotel. |
Fresh shit. Sang ranjau darat Rote. |
Padang rumput yang tidak terlalu luas, batu Termanu yang
menjadi landmark lokasi ini merupakan
daya tarik utama bagi beta di pagi ini. Dan kita, secara alamiah akan memotret
sesuatu yang kita anggap menarik. Jadilah mereka menjadi subjek utama foto beta
pagi ini.
Memotret dan duduk diam menikmati ciptaan Tuhan seperti ini
membuat waktu terasa cepat berlalu. Pagi ini berlangsung dengan cepat karena
penuh hal-hal menarik dan baru. Hal kecil dan sederhana sih,tapi tetap saja rasanya menyenangkan. Sampai tiba waktu beta
untuk bersiap membersihkan diri lalu melanjutkan petualangan di hari kedua.
Petualangan yang akan beta tuliskan pada artikel selanjutnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar