Senin, 04 April 2016

Indonesia Diversity goes to Rote 09: Di kiri laut, di kanan laut. Ditengah-tengahnya padang rumput. Oeseli!

Di hari ketiga, jadwal kami tidak terlalu padat. Hanya tiga destinasi yang kesemuanya adalah pantai. Pantai-pantai di pulau Rote memang juara banget! Kali ini yang menjadi incaran kami ialah pantai Oeseli, Bo’a dan Nemberalla. Pantai terakhir ialah pantai paling populer sekaligus menjadi icon pariwisata Rote. Rencananya kami akan menyaksikan matahari terbenam disini dan menginap di salah satu resortnya.

Tapi itu baru terjadi sore nanti. Pagi ini kami bersiap menuju Oeseli di Rote Barat Daya. Pantai ini juga sempat beta kunjungi ketika pertama kali berkunjung ke Rote. Menurut beta, inilah pantai terindah Rote. Sekaligus spot terbaik kedua setelah tangga 300. Dan sekarang beta akan kembali kesana, yeah!

Perjalanan ke Oeseli tidak sejauh perjalanan ke Papela atau Oesosole di Rote Timur. Karena terletak di Rote Barat Daya, kami sudah sampai di tempat ini sebelum siang. Namun matahari sudah bersinar terik. Membuat kami mencari keteduhan sebagaimana sapi-sapi yang berada disana.

Laut dan padang rumput di menghampar dibawah langit biru!

Oeseli. Tempat dimana padang rumput berada diantara dua pantai dan laut. Birunya langit, hijaunya bumi dan beningnya laut hijau tosca bercampur pasir cokelat muda terhampar sempurna. Membuat betah untuk berlama-lama di tempat ini. Berteduh dalam bayangan pohon bersama kawanan sapi.

The perfect colors of Oeseli

Merumput di tengah terik matahari

Kami menghabiskan setengah siang disini. Waktu untuk memotret sebenarnya cukup banyak, tapi karena terlalu banyak titik yang keren untuk difoto, maka setengah siang tampaknya jauh dari cukup. Kedua pantai ini letaknya cukup memakan waktu jika dieksplore dengan berjalan kaki. Maka kami memilih untuk membawa mobil sambil foto-foto. Sebenarnya kurang memuaskan tapi lagi-lagi kami harus berkompromi dengan jadwal.

So little time, so many beautiful spot.
Belum puas memotret tapi sudah harus pergi..
Pantai kedua sebenarnya kalah indah dengan pantai pertama. Di tempat ini akan dibangun pelabuhan, namun tampaknya tidak banyak perubahan pada bangunan calon pelabuhan Oeseli sejak tujuh bulan lalu. Masih setengah jadi meskipun betonnya sudah menghampar. Oeseli merupakan tempat kampung yang paling dekat dengan pulau Ndana. Pulau terluar NKRI yang hanya dijaga oleh tentara nasional Indonesia. Boleh dibilang, pantai ini sangat strategis dalam mendukung ketahanan republik.


Sayangnya tidak banyak foto yang kami ambil disini. Kami juga tidak sempat berramah tamah dengan penduduk sekitar untuk menggali lebih dalam cerita di tempat ini. Tapi mungkin kami tidak boleh serakah. Mencari cerita membutuhkan waktu. Mengejar destinasi juga demikian. Tidak mungkin kami peroleh keduanya dengan waktu yang terbatas. Maka cukuplah kami sajikan foto-foto Oeseli tanpa lebih banyak narasi. Biarkan foto kami yang bercerita kali ini. Karena kami harus menuju pantai Bo’a dan makan siang disana. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya tentang Bo’a!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar